Proses kerja motor bakar mulai dari pemasukakn campuran udara hingga
pembuangan gas buang adalah merupakan bagian dari kerja piston, yaitu
bergerak pada tabung silinder untuk menghisap dan menekan (pembuangan).
Dengan adanya kerja piston (termasuk ringnya), pada ruang silinder akan
terjadi kevakuman dan tekanan pada saat piston bergerak dari TMA ke TMB
atau sebaliknya.
Gbr.
58. Celah Ring Piston
Piston dilengkapi oleh ring-ring pada bagian atasnya, yaitu ring
kompresi dan ring pelumasan (gbr.58). Piston terpasang pada connecting
rod melalui pin piston yang dilengkapi bearing, pada kedua ujung pin
piston terdapat pengunci pin piston. Ring kompresi yang digunakan pada
sepeda motor 4 (empat) tak umumnya berjumlah 2 (dua) buah terpasang
pada bagian atas pada piston, sedangkan ring pelumas terletak pada
susunan paling bawah. Ring pelumas berjumlah 1 (satu) set yang terdiri
dari 2 (dua) ring tipis dan sebuah ring berbentuk gelombang yang
berfungsi sebagai penangkap dan perata minyak pelumas pada dinding
silinder saat piston bekerja.
Ring kompresi memiliki ketebalan berbeda satu sama lainnya, ring
kompresi bagian atas lebih tebal daibanding ring kompresi bagian bawah.
Untuk piston yang tidak memiliki pembatas ring, masing-masing ujung ring
saat pemasangan diletakkan pada sudut yang berbeda untuk menghindari
kebocoran saat terjadi kompresi.
Untuk meningkatkan power out engine juga bisa dilakukan dengan melakukan beberapa hal pada bagian piston, antara lain adalah:
- Penyesuaian bentuk permukaan piston
- Memperingan bobot piston
- Memperkecil gesekan antara piston dengan dinding silinder
Gbr. 59 Piston,
Blok dan Kepala Silinder
Piston yang digunakan dalam riset biasanya telah dipersiapkan sebelum modifikasi blok silinder dilakukan, karena diameter piston menjadi acuan dari diameter tabung silinder yang akan dibuat. Untuk piston standar pabrikan ukuran maksimal piston adalah hanya 1,00 yang berarti diameter tabung silinder batas pembesarannya sebesar 1 mm saja. Penggunaan piston standar pada modifikasi atau riset untuk keperluan drag race ffa dan tidak resmi umumnya digunakan piston yang berukuran lebih besar, terkadang piston yang digunakan bukan piston pengganti (after market) sejenis dengan merek sepeda motornya.
Penggunaan piston berdiameter besar yang berbeda jenis dan ukurannya, periset menggunakan ukuran diameter pin piston sebagai acuan utama dalam pemilihan piston. Apabila tidak ditemukan diameter pin piston yang sama dengan lubang pin piston bawaan sepeda motor, beberapa periset melakukan perubahan pada lubang pin pistonnya agar pin standar bawaan bisa digunakan. Hal pertama adalah memperbesar lubang pin pada piston dengan tingkat kehalusan yang sama dengan aslinya, agar sistim pelumasan dapat bekerja dengan baik saat piston bekerja. Kedua adalah dengan tambahan spacer atau bushing pada pin piston, untuk memperbesar diameter pin piston. Modifikasi lubang pin piston diilustrasikan pada gambar 60 .
a |
b c |
Gbr. 60. Modifikasi Lubang Pin Piston
0 on: "Modifikasi Piston Bagian 1"