Berdasarkan pada gambar susunan kopling pada gbr. 4.8, pegas kopling
berfungsi sebagai penekan pelat kopling dan kanvas kopling, sehingga
kopling tengah dan kopling luar menyatu apabila menerima beban putar.
Pegas kopling sangat mempengaruhi kerja rangkaian gigi transmisi pada
saat engine bekerja. Putaran dari crank shaft tidak dapat diteruskan ke
input shaft transmisi, apabila tekanan pegas terlalu lemah. Pegas tidak
mampu menekan pelat kopling, sehingga power output yang harus
dipindahkan ke roda belakang akan tertahan akibat slinding pelat-pelat
kopling pada rangkaian kopling. Hal ini akan sangat tidak menguntungkan,
apabila digunakan pada sistim kopling untuk sepeda motor balap. Sepeda
motor balap apapun jenis balapnya, memerlukan waktu pemindahan tenaga
dari crank shaft ke roda belakang yang relatif singkat.
Untuk meningkatkan spontanitas kerja kopling, maka langkah yang perlu
dilakukan adalah dengan modifikasi pada pegas kopling. Modifikasi pegas
kopling yang dilakukan bisa dengan memberi ganjal pada pegas standar
atau dengan mengganti dengan pegas yang memiliki tekanan dan ketahanan
yang lebih tinggi saat motor bekerja pada putaran tinggi dengan periode
perpindahan gigi transmisi yang tinggi. Posisi pegas kopling seperti
terlihat pada gambar 4.9.
Pegas yang digunakan pada sistim kopling sepeda motor balap selain
memiliki tekanan yang lebih tinggi dari pegas aslinya, juga harus
memiliki ketahanan terhadap temperatur kerja sepeda motor balap yang
lebih tinggi dibanding temperatur kerja sepeda motor standar. Pegas yang
memiliki kemampuan ini biasanya dimiliki oleh pegas yang memang
diperuntukkan pada sistim kopling sepeda motor balap (raciing). Pada
kondisi tertentu, pegas kopling bawaan dengan penambahan spacer pegas
kopling akan menambah kekuatan tekan pada pegas, langkah ini juga harus
diikuti dengan penggantian batu pegas kopling yang lebih panjang.
0 on: "Modifikasi Pegas Kopling"